Ekspresi Gen
BAB III
Ekspresi gen adalah proses
penterjemahan informasi yang terkandung pada struktur gen menjadi proses atau
pola kehidupan organisme. Gen berperan dalam proses kehidupan melalui
pengendalian pembentukan enzim dan protein. Enzim memegang peranan penting
dalam kehidupan organisme yaitu sebagai katalisator dalam menjalankan reaksi
kimia dalam proses metabolisme selular. Hubungan antara gen dengan protein atau
enzim dipelajari oleh Archibal Garrod (1902) yang mengamati penyakit
alkaptonuria; Beadle dengan Tatum (1941) mengamati mutan pada kapang Neurospora
berhasil menunjukkan bahwa satu gen berhubungan dengan satu enzim, yang dikenal
dengan hipotesis
satu gen satu enzim.
Gambar 1. Rangkaian ekspresi gen |
Ekspresi gen terbagi dalam dua, yaitu transfer informasi genetik dari DNA ke dalam RNA, yaitu trankripsi dan selanjutnya penterjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA ke dalam polipeptida, yaitu translasi.
Transkripsi ialah proses
transfer informasi genetik dari ruas DNA ke dalam molekul RNA yang menghasilkan
rantai poliribonukleotida dari berbagai monoribonukleotida dengan melibatkan
ruas DNA sebagai model cetakannya dan dipandu oleh enzim transkriptase sebagai
katalisatornya. Tidak semua gen akan menjadi model untuk molekul protein.
Tetapi, semua gen menjadi model dalam pembentukan RNA, yaitu mRNA, tRNA, rRNA
dan hanya gen yang menyandikan mRNA yang akan menjadi model dalam pembentukan
protein dan enzim.
Terdapat tiga jenis RNA
yang dihasilkan dari proses transkripsi:
1. RNA duta (mRNA). mRNA adalah RNA yang menjadi model cetakan dalam
proses penyusunan asam amino pada rantai polipeptida, atau sintesis protein.
2. RNA tranfer (tRNA). tRNA adalah satu jenis RNA yang mempunyai fungsi
menterjemahkan kodon yang terdapat pada mRNA menjadi satu jenis asam amino pada
saat berlangsung proses translasi.
3. RNA ribosom (rRNA). rRNA terlibat dalam proses sintesis protein
yaitu sebagai tempat pertemuan mRNA dengan tRNA yang bermuatan asam amino. Ribosom disusun oleh dua subunit yaitu
ribosom kecil dan ribosom besar, yang kedua-duanya disusun oleh protein dan rRNA.
Pada proses transkripsi terdapat beberapa perangkat yang diperlukan yaitu: (1) Utas DNA cetakan dalam sintesis RNA dan (2) Transkriptase, ialah enzim polimerase RNA yang berperan mengenali daerah promotor pada DNA untuk membaca utas DNA dan berakhir pada daerah terminator. Terdapat tiga peristiwa penting dalam proses transkripsi yang menentukan ketepatan hasil transkripsi, yaitu:
1. Promotor dan proses inisiasi
transkripsi. Proses ini menentukan apakah suatu gen dapat ditranskripsikan atau
diekspresikan dan juga menentukan benar atau tidaknya hasil transkripsi. Proses ini dimulai dengan pembacaan oleh
transkriptase yang dimulai dari tanda awal, promotor, sampai tanda akhir
terminator.
2.
Proses sintesis perpanjangan
RNA
3. Terminator dan proses akhir
transkripsi. Terminator merupakan rangkaian nukleotida DNA yang merupakan
isyarat bagi transkripsi untuk mengakhiri proses transkripsi.
PROSES TRANSKRIPSI PADA
PROKARIOT
Tahap
insisiasi meliputi empat langkah, yaitu: 1) pembentukan kompleks promoter
tertutup, 2) pembentukan kompleks promoter terbuka, 3) penggabungan beberapa
nukleotida awal sekiar 10 nukleotida, dan 4) perubahan konformasi RNA
polimerase karena sub unit alfa dilepaskan dari kompleks holoenzim. Sub unit
alfa akan digunakan kembali dalam proses insisasi transkripsi selanjutnya.
Bagian DNA yang terbuka setelah RNA polimerase menempel biasanya terjadi pada
daerah sekitar -9 sampai +3 sehingga menjadi struktur untai tunggal. Bagian DNA
yang berikatan dengan DNA polimerase membentuk suatu struktur gelembung
transkripsi pada sepanjang kurang lebih 17 pasangan basa. Setelah struktur
promoter terbuka, selanjutnya RNA polimerase melakukan proses inisiasi
transkripsi mengunakan urutan DNA cetakan sebagai model cetakannya. Pada proses
transkripsi, nukleotida RNA kemudian digabungkan untuk membentuk transkrip RNA.
Setelah
inisiasi dilanjutkan dengan proses elongasi atau pemanjangan transkripsi. Basa-basa
molekul RNA pada gelembung transkripsi akan membentuk hibrid dengan DNA cetakan
kurang lebih 12 nukleotida. Hibrid RNA-DNA ini hanya bersifat sementara karena setelah
RNA polimerase berjalan, maka hibrid tersebut akan terlepas dan bagian DNA yang
terbuka akan menutup kembali. RNA polimerase akan berjalan terus membaca DNA
cetakan untuk proses pemanjangan atau elongation untaian RNA. Maksimum
molekul transkrip berlangsung dengan laju pemanjangan antara 30 sampai 60
nukleotida per detik. Secara umum suatu gen yang mengkode protein akan disalin
menjadi RNA dalam waktu sekitar satu menit. Tetapi laju pemanjangan transkrip memiliki
nilai yang rendah (sekitar 0,1 nukleotida perdetik) apabila RNA polimerase
melewati bagian yang banyak mengandung basa GC. Proses pemanjangan transkrip
nukleotida ditambahkan pada bagian ujung 3’ molekul RNA yang baru terbentuk.
Nukleotida RNA yang ditambahkan bersifat komplementer dengan nukleotida pada
untaian DNA cetakan.
Pada
proses pemanjangan transkrip terdapat dua hipotesis yang diajukan mengenai
perubahan topologi DNA. Hipotesis pertama menyatakan bahwa enzim RNA polimerase
bergerak melingkari untaian DNA sepanjang perjalanannya. Keadaan ini dapat menghindari
terjadinya pelintiran pada struktur DNA namun untaian RNA yang dihasilkan akan melintir
sepanjang untaian DNA. Sedangkan pada hipotesis kedua, menyatakan bahwa enzim
RNA polimerase akan bergerak lurus pada sepanjang untaian DNA, keadaan ini
menyebabkan RNA yang terbentuk tidak mengalami pelintiran. Untaian DNA yang ada
di depan RNA polimerase akan membuka sedangkan DNA yang berada dibelakangnya
akan memuntir kembali untuk menutup. Pada
proses inisiasi sintesis RNA terjadi pembentukan ikatan fosfodisester antara
nukleotida RNA yang satu dengan nukleotida berikutnya. Pembentukan ikatan fosfodiester
tersebut akan ditentukan oleh keberadaan sub unit beta pada RNA polimerase.
Transkripsi akan berakhir pada saat RNA polimerase mencapai ujung gen yang
disebut terminator.
Gambar 2. Proses Transkripsi |
Tahap akhir dari
transkripsi adalah proses terminasi. Pada bakteri E. Coli ada dua macam terminator, yaitu:
1) terminator yang tidak tergantung pada protein rho (rho dependent terminator),
2) terminator yang tergantung pada protein rho (rho-independent terminator).
Protein Rho adalah enzim yang memiliki aktivitas RNA-DNA helikase. Aktivitas
tersebut membutuhkan ATP yang digunakan untuk merusak atau mengganggu hibrid
RNA-DNA. ATP dihidrolisa oleh protein Rho pada terminasi.
Pengakhiran transkripsi yang tidak tergantung pada fakto rho
Pengakhiran
transkripsi yang tidak tergantung pada faktor rho ditentukan
oleh adanya urutan nukleotida tertentu pada bagian terminator. Sinyal yang akan
mengakhiri transkripsi dengan mekanisme semacam ini ditentukan oleh daerah yang
banyak mengandung urutan GC yang dapat membentuk struktur batang dan lengkung (stem
and loop) pada RNA dengan panjang sekitar 20 basa disebelah hulu dari
ujung 3’ OH dan diikut oleh rangkaian 4-8 residu uridin berturutan. Struktur
batang lengkung tersebut menyebabkan RNA polimerase berhenti dan merusak bagian
dari hibrid RNA-DNA. Bagian sisa hibrid RNA-DNA tersebut berupa urutan oligo rU
yang tiada cukup stabil berpasnagan dengan dA. Akibatnya ujung 3’ hibrid
tersebut akan terlepas sehingga transkripsi berakhir.
Pengakhiran
transkripsi tanpa faktor rho memiliki dua ciri utama yaitu: 1) lengkungan, 2)
adanya rangkaian basa T pada untaian DNA bukan utas cetakan/nontemplate
sehingga terbentuk pasangan basa yang lemah antara rU-dA yang menahan transkrip
RNA pada untaian DAN cetakan. Terbentuknya lengkungan RNA menyebabkan RNA
polimerase berhenti dan RNA yang baru terbentuk akan terlepas.
Pengakhiran transkripsi yang tergantung pada faktor Rho
Mekanisme
pengakhiran transkripsi ini tergantung pada protein rho pada daerah jeda dengan
jarak tertentu dari promoter. Terminator yang tergantung pada rho terdiri atas
suatu urutan berulang balik yang dapat membentuk lengkungan loop
tetapi tidak ada rangkaian basa T seperti pada daerah terminator yang tidak
melibatkan faktor rho. Faktor rho diduga ikut terikat pada proses transkrip dan
mengikuti pergerakan RNA polimerase sampai akhirnya RNA polimerase berhenti
pada daerah terminator yaitu sesaat setelah menyintesis lengkungan RNA.
Selanjutnya faktor rho menyebabkan destabilisasi ikatan RNA-DNA sehingga
transkrip RNA terlepas dari cetakan.
PROSES TRANSKRIPSI PADA
EUKARIOT
Pada
umum mekanisme dasar transkripsi pada eukariot sama seperti prokariot. Proses
transkripsi tetap memerlukan DNA cetakan, DNA polimerase, NTP ribonukleotida
serta molekul protein regulator. Pada eukariot proses transkripsi diawali
proses inisiasi transkripsi kemudian dilanjutkan dengan pemanjangan transkrip,
dan berhenti pada saat DNA polimerase mencapai daerah terminator. Meskipun
demikian ada banyak perbedaan fundamental antara sistem transkipsi prokariot
dengan transkripsi pada eukariot.
Berbeda
halnya dari organisasi gen pada prokariot yang ada umumnya bersifat
polisistronik, gen-gen pada jasad eukariot bersifat monosistronik, artinya satu
transkrip yang dihasilkan hanya mengkode atau macam produk ekspresi. Pada
eukariot tidak ditemukan sistem operon karena satu gen struktural dikendalikan
oleh satu promoter. Gen-gen eukariot tersebar pada beberapa kromosom. Hal ini
berbeda dari organisasi gen prokariot yang umumnya hanya terdapat dalam satu
unit bahan genetik utama. Banyak gen eukaryot yang bagian strukturalnya
berselang seling antara sekuens yang mengkode suatu urutan spesifik (ekson),
dan sekuens yang tidak mengkode urutan spesifik (intron).
Pada
eukariot dapat dibedakan tiga kelas gen yaitu: 1) gen kelas I (ditranskripsi
oleh RNA polimerae I) meliputi gen-gen yang mengkode 18S RNA dan 28S rRNA dan
5,8S rRNA; 2) gen kelas II (ditranskipsi oleh RNA polimerase II) meliputi semua
gen yang mengkode protein dan beberapa RNA berukuran kecil yang terdapat di
dalam nukleus; 3) gen kelas III (ditranskripsi oleh RNA polimerase III)
meliputi gen-gen yang mengkode tRNA, 5S rRNA, dan beberapa RNA kecil yang ada
di dalam nukleus. Perbedaan kelas gen tersebut mempunyai implikasi dalam hal
struktur gen. Secara operasional kajian transkripsi pada makhluk hidup
eukariotik ini adalah yang dikatalisasi oleh enzim RNA polimerase I, II, III.
TRANSLASI
Tahap akhir dari ekspresi
gen adalah translasi. Proses ini adalah penterjemahan runtunan nukleotida mRNA
menjadi runtunan asam amino polipeptida (Gambar 4.6). Pada eukarot, mRNA
dihasilkan melalui proses transkripsi dalam nucleus dan dikeluarkan menuju
sitoplasma untuk menjalani translasi. Protein yang dihasilkan dalam translasi
dapat digunakan sebagai bahan pembangun tubuh, protein enzim, maupun protein hormon.
mRNA tersusun atas urutan
nukleotida, setiap 3 nukleotida penyusunnya disebut kodon. Ribosom akan membaca
kodon-kodon yang berdampingan mulai dari kodon awal (AUG) sampai salah satu
kodon akhir (UAA, UAG, atau UGA). Setiap kodon ini akan berpasangan dengan
antikodon yang terdapat pada tRNA. Antikodon memiliki urutan nukleotida yang
tepat berpasangan dengan kodon, misalnya kodon AUG parti akan berpasangan
dengan antikodon UAC.
Pada proses translasi terdapat tiga unsur utama yang menjadi
perangkat translasi yaitu: (1) mRNA sebagai pola cetakan dalam sintesis
protein, (2) tRNA sebagai pengangkut asam amino, dan (3) ribosom.
mRNA sebagai model cetakan dalam sintesis protein akan Pembacaan
sandi genetik yang terkandung dalam kondon-kodon mRNA oleh tRNA yang bermuatan
asam amino yang disebut aminoasil-tRNA
yang dilakukan pada permukaan ribosom. Pada satu rantai mRNA hanya bagian
tertentu yang akan menjadi pola cetakan untuk sintesis protein. Bagian mRNA
yang menjadi pola cetakan untuk sintesis protein adalah daerah yang diapit
kodon awal AUG dan kodon akhir UAA, UAG, dan UGA. Ruas ini disebut dengan ruas Shine Dalgarno. Rangkaian basa mRNA
mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino pada
rantai polipeptida. Setiap satu asam amino disandikan oleh satu kombinasi tiga
basa yang disebut kodon.
--AGU UCG CAC GAC UUC UCU
GAG --
--Ser----Thr---His---Asp---Phe—Ser---Glu
--
tRNA sebagai pengangkut
asam amino ke dalam kompleks translasi serta membaca sandi (kodon-kodon mRNA).
Adanya simpul antikodon yang menyebabkan tRNA mampu membentuk satu kompleks
dengan asam amino yang disebut dengan aminoasil-tRNA.
Perpautan tRNA dengan asam amino terjadi karena adanya enzim sintetase aminoasil tRNA.
Translasi terjadi dengan
bantuan ribosom dan tRNA. Ribosom merupakan organel sel yang terbentuk dari
protein dan rRNA. Ribosom tersusun atas subunit kecil dan subunit besar.
Subunit kecil dan besar akan menyatu menjadi ribosom fungsional untuk proses
translasi.
Proses translasi meliputi
tiga tahap, yaitu: (1) pembentukan aminoasil-tRNA, (2) inisiasi atau pengenalan
kodon awal, dan (3) perpanjangan rantai polipeptida.
Inisiasi diawali dengan
menempelnya ribosom subunit kecil pada mRNA. Pada ribosom terdapat tiga bagian,
yaitu E, P, dan A. Ribosom subunit kecil akan menempel pada mRNA dengan bagian
P tepat pada kodon start yaitu AUG dari mRNA. tRNA yang memiliki antikodon UAC
yang akan berpasangan dengan kodon AUG pada mRNA. tRNA ini membawa serta asam
amino metionin yang merupakan asam amino pertama untuk translasi. Kemudian, ribosom
subunit besar bersatu dengan ribosom kecil tadi sehingga terbentuk kompleks
ribosom aktif yang dapat bekerja menghasilkan protein. Subunit yang telah
menyatu akan menempatkan tRNA tepat di ruang P pada ribosom aktif tersebut.
Selanjutnya adalah proses
elongasi. Elongasi adalah merupakan proses penambahan
asam amino baru pada rantai asam amino yang sebelumnya telah terbentuk. Proses
ini diawali dengan datangnya tRNA yang memiliki antikodon yang bersesuaian
dengan kodon dalam ruang A ribosom. tRNA tersebut juga datang dengan membawa
asam amino tertentu yang sesuai dengan kodon pada mRNA. tRNA akan menmepati
bagian A, kemudian asam amino yang telah sebelumnya terbentuk di ruang P akan
diikatkan dengan asam amino pada tRNA yang baru dating. Sehingga tRNA dalam
ruang P kehilangan asam mino sedangkan dalam ruang A asam aminonya semakin
panjang. Setelah itu ribosom akan bergeser menuju kodon berikutnya sehingga
tRNA yang tadinya berada dalam ruang P berpindah menuju ruang E, dan tRNA dalam
ruang A berpindah menuju ruang P. tRNA yang telah kehilangan asam amino
sekarang berada pada ruang E yang kemudian akan dikeluarkan dari kompleks
ribosom. Ruang A yang telah kosong kemungkinan akan diisi kembali oleh tRNA
baru yang bersesuaian dengan kodon dalam ruang tersebut. Proses ini terus
berulang pada sepanjang rantai mRNA sampai semua kodon telah diterjemahkan
menjadi urutan asam amino.
Proses akhir translasi adalah terminasi yang terjadi saat ruang A bertemu
kodon stop atau kodon akhir. Kodon ini tidak akan berpasangan dengan tRNA
tertentu akan tetapi akan mengaktifkan faktor pelepas. Hal ini akan menyebabkan
ditambahkannya molekul air pada rantai asam amino yang telah terbentuk.
Penambahan molekul air akan menyebabkan rantai asam amino lepas dari ribosom
dan siap dimodifikasi sehingga menjadi protein yang fungsional. Selanjutnya kompleks
ribosom dan mRNA akan terpisah dan proses translasi berakhir. Ribosom subunit
kecil, subunit besar, dan mRNA terpisah sebagai tanda berakhirnya proses
translasi. mRNA tersebut dapat mengalami translasi berulang kali oleh banyak
ribosom yang berbeda.
KODE GEN
Jika gen adalah sepotong
DNA dan jika DNA adalah pasangan-pasangan nukleotida yang berupa
tali. Bagaimana urutan pasangan nukleotida dapat menterjemahkan urutan asam amino dalam protein. Jika dianggap pasangan
nukelotida adalah huruf-huruf dalam suatu kode. Maka dapat dikatakan bahwa
kombinasi huruf tertentu merupakan kata yang mewakili asam amino yang
berbeda-beda. Berapa huruf yang dibutuhkan untuk membentuk suatu kata yaitu
unntuk Kodon sehingga membentuk asam amino tertentu. Jika
pembacaan molekul DNA mulai dari ujung tertentu, dan satu pasang nukleotida
sebagai kodon. Hanya 4 pasang nukeotida:
-A-;-T-;-G-;-C--T-;-A-;-C-; -G-
Maka hanya akan terbentuk 4 kodon. Asam amino terdapat 20 sehingga diperlukan 20 kodon. Jika kodon terdiri dari 2 huruf maka 42 akan menghasilkan 16 kata yang mungkin.
Contoh: -AT- atau –CT- atau –CC--TA- atau GA- atau –GG-
Jika setiap kodon terdiri dari tiga 3huruf maka 43 akan
menghasilkan 64 kodon yang mungkin.
Contoh: -ATT- atau –GCG-
atau –TGC--TAA- atau
-CGG- atau –ACG-
Jumlah 64 kodon yang ada akan lebih dari cukup untuk membentuk 20 asam amino. Oleh karena itu kada kode untuk kodon terdiri dari tiga nuklelotida yang berdampingan. Antara dua kodon tidak ada penyelang. Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat 61 kodon yang menyandikan 20 asam amino dan tiga kodon stop. Satu kodon menyandi satu asam amino, satu asam amino dapat disandi oleh lebih dari satu kodon. Kodon-kodon yang menyandi satu asam amino yang sama disebut kodon sinonim.
Terdapat beberapa kodon untuk satu
asam amino. Hal ini dapat diterangkan bahwa asam amino tertentu dapat dibawa ke
ribosom oleh beberapa tipe t-RNA alternatif yang mempunyai antikodon yang
berbeda. Sedangkan pada asam amino tertentu lainnya dibawa ke ribosom hanya
oleh satu t-RNA. Tipe t-RNA tertentu dapat membawa asam amino tertentu sebagai
respon pada beberapa kodon, tidak hanya satu, melalui suatu cara berpasangan dari
ujung kodon dan antikodon yang menyimpang.
Sifat sandi genetik hamper bersifat universal. Keuniversalan sandi
genetik tersebut terlihat dari kesamaan sandi antara berbagai spesies, misal
antara bakteri dan tumbuhan. Namun terdapat ketidak universalan yaitu antara
gen mitokondria dengan gen inti. Gen mitokondria dan gen inti memiliki
perbedaan sandi genetik.
Perubahan struktur gen atau mutasi akan menyebabkan terjadinya
perubahan protein yang disandikannya. Hal ini karena perubahan susunan
nukleotida DNA akan menyebabkan perubahan susunan asam amino protein. Perubahan
protein atau enzim yang terbentuk menyebabkan perubahan metabolism yang pasa
akhirnya akan menyebabkan perubahan fenotipe organisme. Sehingga dapat
dikatakan keragaman genetik dan protein merupakan dasar
keragaman hayati.
Lebih lanjut silahkan pelajari PPT ''Ekspresi Gen dan Ekspresinya" melalui link berikut:
Proses translasi yaitu dari DNA ke protein dapat dipelajari lebih jelas melalui video di bawah ini
(Youtube channel: yourgenome)
Tulisan yg sangat membantu mahasiswa untuk referensi pelajaran genetika.. tulisan mudah dipahami karena bahasanya jelas dan ringkas. Ditambah dgn adanya ppt dan video.
BalasHapusTerimakasih :)
Kembali kasih. Semoga bisa membantu lebih memahami mengenai ekspresi gen. Silahkan bila ada mau didiskusikan … Tunggu postingan selanjutnya ya ...
HapusIni penting sbg dasar pemuliaan
BalasHapusBetul sekali. Karena pemuliaan tanaman merupakan kegiatan yang berkaitan dengan mengubah susunan genetik individu tanaman atau kadang juga populasi tanaman dengan berbagai tujuan. Para pemulia tanaman berusaha memperbaiki mutu genetik dengan harapan dapat diperoleh tanaman yang sesuai dengan keinginan atau lebih bermanfaat. Untuk mencapai tujuan tersebut berarti para pemulia tanaman harus paham mengenai dasar-dasar genetika terutama berkaitan dengan bahan gen dan eskpresinya.
HapusOleh karena itu penguasaan dasar-dasar genetika sangat akan menentukan keberhasilan suatu usaha pemuliaan yaitu merakit kultivar yang lebih baik yang memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat.
Sangat menarik untuk dibaca karena lengkap ada penjelasan power point dan video
BalasHapusSemoga membantu lebih memahami mengenai ekspresi gen. Silahkan bila ada yang ingin didiskusikan ...
Hapus